Monday, 26 December 2011

Melayani Siapa?

Ada seorang Tuan yang sangat kaya, yang memiliki banyak harta serta puluhan pembantu. Di suatu sore duduklah si Tuan tersebut di sebuah kursi mewah di depan rumahnya, sambil membaca koran. Tak lama datanglah pembantu yang bernama Inem membawa seember air lengkap dengan lap dan pembersih lantai. Si Inem mulai mengepel lantai dengan rajinya. Dia mengelap bagian demi bagian lantai yang kotor sampai bersih mengkilap. Bicara soal ngepel-mengepel... Inem adalah jagonya. 
Ketika beberapa lama Inem asyik dengan pekerjaanya, berkatalah si Tuan "Inem.. tolong saya dibuatkan secangkir kopi ya... diberi susu sedikit". Sejenak setelah Tuanya berkata, tidak ada respon sedikitpun dari Inem. Si Tuan mulai mengulang perintahnya "Inem... saya tolong dibuatkan kopi dengan susu... Tolong ya?" Si Tuan menunggu respon Inem, dan lagi-lagi Inem asyik dengan pekerjaanya. Tak sedikitpun dia memperhatikan tuanya.

Cerita di atas agaknya sangat konyol. Barangkali tidak ada pembantu yang seperti itu, namun... sadarkah kita... seringkali kita melakukan hal yang sama kepada Tuhan. Natal merupakan hari yang sangat sibuk bagi orang Kristen terlebih seorang pelayan. Seminggu sebelum Natal kita pasti sibuk menyiapkan banyak hal. Mulai dari latihan ini, persiapan itu, belum lagi kalau ada pelayanan bukan hanya di satu tempat, pasti sangat sibuk. Kesibukan kita seringkali mengikis waktu teduh kita bersama Yesus. Kemesraan kita dengan sang Raja Damai mendadak hilang karena kita sibuk mempersiapkan peringatan kelahiranya. Betapa ironis? Kita mempersiapkan pesta ulang tahun Yesus, namun kita tak lagi mendengar apa yang Dia kehendaki. Pesta ulang Tahun Tuhan Yesus sering kita rayakan sesuai dengan selera kita... Seakan kitalah yang empunya pesta.

Ingat saudaraku... Siapapun kita di gereja... Kita hanyalah Hamba. Sendengkanlah telinga untuk dengar-dengaran... Biarkan sang Raja yang beracara. Biarlah hidup kita dipakai sesuai dengan Selera-Nya.

Dengan Cinta dan Anugrah-NYa
Sanggar Sang Pamarta dan Wahyu Dunung Raharjo
                   mengucapkan
"SELAMAT NATAL 2011"
Tuhan Yesus Memberkati



Tuesday, 13 December 2011

Kesaksian- Pelayanan Anak

Shallom kekasih Tuhan...


Jika saya boleh sampai pada "titik ini" itu adalah 100% anugrah Tuhan. Saya tidak pernah bercita-cita untuk melayani anak-anak, bahkan saya dahulu adalah tipe orang yang tidak suka kepada anak-anak. Selain itu background kehidupan masa lalu yang penuh dengan dosa (terutama pornografi) agaknya semakin meneguhkan bahwa saya bukan sosok teladan yang baik bagi anak-anak.



Namun Rancangan Tuhan memang jauh dari apa yang kita pikirkan. Berawal dari pelayanan menjadi "satpam" di sebuah camp sekolah minggu, disitulah awal Tuhan menjamah saya. Kala itu saya berumur 19 tahun (sekitar), dan tugas saya hanya menjaga keamanan dalam camp rohani anak-anak sekolah minggu GUPdI Kartasura. Saat saya menjalankan tugas dan melihat anak-anak itu beribadah, saya sungguh-sungguh merasa dalam roh saya, begitu kuat sekali, bahawa Tuhan mengasihi bahkan sangat mengistimewakan anak-anak. Ada sejenis rasa belas kasih yang timbul dari hati saya, dan ada "sesuatu" yang terasa ingin meluap keluar dari hati saya ketika saya melihat anak-anak. Dan kala itu saya hanya bisa menangis. Saya pun memutuskan hari itu juga untuk menjadi seorang guru sekolah minggu.


Belum genap setahun saya menjadi guru sekolah minggu, saya ikut serta mendampingi Retreat Anak. kala itu pelayanan saya "naik jabatan" dari satpam menjadi bagian perlengkapan (hehehe). Retreat kala itu tidak akan pernah saya lupakan. Saya terkesan dengan pelayanan Pdt. Daniel Joko (Om J), dan lagi-lagi saya menangis. Ada satu tekanan yang ingin keluar dari hati saya, ada semacam rasa "sakit" dlm roh saya, dan saya merengek ke Tuhan "Tuhan... aku ingin dipakai seperti pak pendeta itu..." Hari terakhir, saya digerakkan Tuhan untuk minta didoakan oleh Om J. Pak Joko tidak mendoakan saya, namun beliau hanya berkata "Asal di hatimu itu (sambil menunjuk hati saya) ada anak-anak, kamu bisa dipakai lebih dari saya". Lagi-lagi saya hanya bisa menangis.



Suatu ketika, beberapa saat setelah retreat, saya mendapat undangan untuk bercerita kepada anak-anak asuh di sebuah yayasan Kristen. Satu hal yang ajaib, beliau yang mengundang belum mengenal saya sama sekali. Saya pun melayani seperti biasa, seperti saat saya melayani sekolah minggu di gereja saya. Di bulan desember tahun itu, orang yang sama mengundang saya kembali untuk menyampaikan firman di Natal Anak gereja beliau. Saya pun memenuhi undangan, dan melayani Natal Anak di gereja tersebut. Turun dari mimbar setelah melayani, seorang ibu dari salah satu anak yang dilayani menghampiri saya, sembari menyodorkan surat untuk melayani Natal di SD dimana ibu tersebut mengajar. Saya sebut itu adalah Ajaib.....


Dan tahun berganti, waktu demi waktu, perkara ajaib semakin nyata dalam kehidupan mantan pecandu pornografi ini. Beberapa gereja (ada juga sekolah) mengundang saya untuk menyampaikan firman bagi Ibadah Anak, Remaja, maupun Pemuda, baik dlm acara Natal, Paskah, Retreat,  dan bahkan KKR. Saya sebut ini Anugrah....

Sampai detik ini.. saya belum bisa menemukan, apa yang membuat Tuhan mempercayakan saya pelayanan ini. Saya hanya seorang mahasiswa Institut Seni, dan tidak memiliki latar belakang pendidikan formal Theologia.

Satu hal yang saya tahu. Kemanapun Tuhan mau pakai saya, saya akan lakukan itu... Sebaik mungkin yang saya bisa..... Tuhan Yesus Memberkati

Guru Sekolah Minggu GUPdI "Gusti Yesus Tresna Kula" Kartasura

Monday, 24 October 2011

TUHAN MEMBERI KEJUTAN



Tanggal 19-21 Oktober menjadi hari-hari yang penting bagi jagad pedalangan di Indonesia. Pada tanggal tersebut Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) pusat menggelar Festival Wayang Indonesia. Acara tersebut digelar di Gedung Pewayangan Kautaman TMII Jakarta, dan terfokus pada kompetensi Dalang Remaja se Indonesia. Dua belas Provinsi di bumi pertiwi mengutus masing-masing kontingen mereka untuk mengadu kebolehan di ajang Kompetensi Dalang Remaja tersebut.
 
Saya yang merupakan dalang Wayang Pamarta, diberi kesempatan yang dahsyat untuk mengikuti Festival berskala Nasional tersebut. Oleh anugrah Tuhan, saya pun hijrah ke ibukota sebagai utusan provinsi Kalimantan Timur, tempat dimana saya pernah tinggal dan menetap. Saya pernah berkarir dan tinggal di Kaltim, walaupun harus kembali ke Jawa untuk meneruskan pendidikan di ISI Surakarta. Salya Gugur yang merupakan bagian dari cerita Bharatayudha, menjadi pilihan saya untuk mengikuti ajang festival tersebut.
Berbagai intimidasi ketakutan mulai hinggap di hati, seakan selalu menghantui. Persiapan yang hanya saya lakukan selama dua minggu agaknya sangat tidak seimbang dengan kontingen lain yang  tentu telah mempersiapkanya selama berbulan-bulan. Hingga saya naik kereta api ke Jakarta pada tanggal 19 Oktober, saya belum menghafal betul seluruh naskahnya. Seorang teman yang mengantar saya sampai ke Stasiun Balapan bertanya sesaat sebelum saya memasuki peron. “Sudah hafal naskahnya?” begitulah kata-kata yang dilontarkan. Dan saya pun menjawab “Dalam anugrah-Nya”.

Setibanya di Jakarta, sehari sebelum melakukan pementasan, saya dan kawan-kawan musisi karawitan melakukan Gladi bersih di lokasi Festival. Masalah yang tidak pernah dibayangkan muncul, gamelan yang disediakan tidak selengkap gamelan yang dipakai untuk latihan, sehingga ada beberapa part iringan yang tidak bisa dimainkan sesuai konsep awal. Kekhawatiran pun memuncak dalam hati saya, apalagi setelah melihat penampilan beberapa kontingen provinsi lain yang digelar dengan sukses luar biasa. Perasaan khawatir pun mulai mencoba mengambil alih hati saya, namun oleh kuasa Tuhan Yesus, saya dimampukan untuk mengalahkanya.

Berfoto bersama team sesaat sebelum "berperang"

Salya VS Aswatama











in Action






Saat pementasanpun tiba, dan Roh Kudus menguatkan saya. Sampai titik saya mementaskan wayang berdurasi satu jam, saya tidak berani meminta kemenangan, satu hal yang saya imani, Tuhan akan lakukan yang terbaik. Jika menurutNya saya keluar sebagai juara adalah yang terbaik, maka tidak ada yang mampu menghalangiNya. Sebaliknya jika Tuhan berkehendak saya tidak mendapat gelar apapun, saya sangat siap, karena saya yakin itulah yang terbaik.

Pada malam pengumuman pemenang, diumumkanlah lima besar dalang, dan Puji Tuhan saya tidak masuk di dalamnya. Ada  perasaan sedih karena saya tidak terjaring di dalamnya. Namun dalam hati saya belajar bersyukur dan  berdoa “Jadilah kehendakMu”. Setelah pengumuman lima juara, diumumkanlah penyandang gelar “penyaji terbaik dengan kemampuan istimewa”, saya mengira pasti penyaji terbaik pasti diambil salah seorang dari pemenang lima besar. Tapi Tuhan berkata lain, nama saya disebut sebagai penyandang nilai tertinggi tersebut. Dahsyat! Tangan dan kaki saya spontan bergetar. Lidah saya tidak mampu berkata apa-apa, sepotong kalimat saja yang mampu saya katakana, yaitu “Segala Kemuliaan hanya bagiMu Tuhan Yesus-Ku”. Air mata pun tak tertahan menetes kecil dari kedua mata saya. Puji Tuhan.
Ketua Pepadi pusat memberi anugrah gelar Dalang terbaik

Saya sangat percaya, ketika Tuhan berkehendak untuk mempromosikan kita, seperti apapun kondisi yang menghimpit, apapun masalah yang mencoba menghalangi, namun percayalah, tidak ada yang mampu menghalangi kehendakNya. Dia sedang bekerja, melakukan yang terbaik bagi saudara. Bersyukur dan berserah akan membawa kita dalam percepatan PROMOSI ILLAHI.


Tetap dalam AnugrahNya
Z. Wahyu Dunung Raharjo




Wednesday, 7 September 2011

LUAR BIASA, DAHSYAT, ORA UMUM!!!


LUAR BIASA.... DAHSYAT.... ORA UMUM... adalah perasaan yang boleh Sanggar Wayang Sang Pamarta utarakan. Betapa tidak? Pada tanggal 17 Agustus tahun 2011 yang lalu Sanggar Wayang Sang Pamarta oleh anugerah Tuhan dipercaya untuk melayani pergelaran Wayang dalam rangka HUT RI ke 66 yang diselenggarakan oleh Gereja Utusan Pantekosta "Gusti Yesus Tresna Kula" Kartasura.

By HIS Grace... Pembukaan Gunungan Wayang Pamarta



Penonton Dahsyat
Pentas kali ini diadakan di "kandhang sendiri", karena Sanggar Wayang Sang Pamarta memang dilahirkan di GUP Kartasura. Even yang menghabiskan masa persiapan lebih dari tiga bulan tersebut digelar di Jalan depan Gereja dan digelar untuk masyarakat umum. Pentas yang diprakarsai oleh Departemen Diakonia ini juga didukung pembagian snack gratis oleh Departemen Komsel dan pembagian teh gratis oleh Komisi Pemuda.

Gunungan wayang Pamarta

Sesuai dengan Firman Allah, "dimana ada kesatuan, di situ berkat TUHAN mengalir...." Pentas berdurasi sekitar empat jam tersebut berjalan luar biasa dalam anugerah Tuhan. Malam itu Ki Zabdiel Wahyu Dunung menggelar cerita "Daud Titah Pinilih"... yaitu tentang seorang pemuda yang tidak hebat... namun dikasihi Allah oleh karena KESETIAAN... KEINTIMAN.... dan KERENDAHAN HATInya luar biasa. Anak tersebut dipilih dan ditetapkan Allah menjadi raja yang termashur...
Daud melawan singa.......










Nabi Samuel dalam hadirat TUHAN












Nabi Samuel mengurapi DAUD


Puji Syukur hanya bagi TUHAN.... Terimakasih untuk dukungan semua pihak.... Muliakan Nama TUhan dengan apa yang DIA percayakan pada kita saat ini.. TUHAN YESUS memberkati.....

DAUD      vs      GOLIATH


Thursday, 21 July 2011

Wayang Berbahasa Indonesa- By HIS Grace




Shallom dan salam dahsyat bagi kita semua...
Saya sangat setuju dengan perkataan seorang hamba Tuhan, yang dalam menyampaikan firman berkata seperti ini “..segalanya adalah anugerah, jika kita boleh mengalami hal baik, itu bukan karena kita hebat, tapi karena anugerah Tuhan”. Perkataan tersebut mendorong saya untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, dan tidak sombong saat mengalami kesuksesan.  Juga menguatkan saya saat saya mengalami hal yang tidak menyenangkan, karena saya percaya saya masih tinggal, dan akan tetap tinggal dalam anugrahNya.
Suatu anugrah dahsyat yang boleh saya alami, bahwa pada tanggal 06 Juli 2011 Tuhan mempercayakan pada saya untuk melayani dalam pentas wayang Pamarta dalam rangka Mukernas Pemuda GKAI. Melalui hambaNya, Ev. Matius Iksantoro, S.Th, Tuhan mengutus saya untuk menyampaikan isi hatiNya melalui media wayang kulit. Pentas tersebut diadakan di Wisma El Bethel yang bertempat di Jl.Raya Karangpandhan-Tawangmangu. Pentas bukan sembarang pentas, karena pergelaran kali ini disaksikan oleh perwakilan pemuda dari seluruh Indonesia, dan pentas kali ini menantang saya untuk mementaskan wayang Pamarta dengan bahasa Indonesia.
Bukan semudah membalikkan telapak tangan, begitulah kata para sastrawan. Pentas berbahasa Indonesia belum pernah kami lakukan, jadi ini adalah pertama kalinya sejak berdirinya Sanggar Wayang Sang Pamarta. Saya, selaku dalang, belum pernah sekalipun mementaskan wayang kulit dengan bahasa Indonesia. Namun, memang semua karena anugerah Tuhan. Empat bulan naskah dipersiapkan, akhirnya pada saat yang ditentukan, Tuhan menggandeng saya hingga akhir pertunjukkan. Semua oleh anugerahNya.

 Berfoto bersama peserta MUkernas seusai Pelayanan

Perasaan deg-degan sempat menghampiri seminggu sebelum pentas. Karena pada hari yang sama, saya masih berada di Salib Putih Salatiga, untuk melayani retreat anak. Mengingat fisik dan pita suara saya yang biasanya rentan terhadap perubahan suhu yang ekstrim. Belum lagi, takut kalau-kalau saya terlalu capek setelah melayani anak-anak yang super aktif, sehingga tidak maksimal dalam memainkan wayang. Namun oleh pertolongan Roh Kudus saya mampu beralih dari pikiran negatif, ke dalam damai sejahtera Tuhan. Satu keyakinan timbul dalam hati, bahwa jika Tuhan memang mengutus saya untuk mendalang, Tuhan pasti bertanggung jawab dan menjamin kekuatan saya. Karena sebenarnya saya hanya sebuah wayang, Tuhanlah Dalang yang sesungguhnya.
Pada hari dan jam yang ditentukan, persiapan selama empat bulan dalam anugrah Tuhan, boleh membuahkan suatu pelayanan yang tidak terduga. Saya merasa mendapat kekuatan yang baru. Pentas berdurasi dua jam tersebut berjalan dengan lancar diluar dugaan. Semua oleh anugerah Tuhan. Tuhan Memberkati
Saat anda mengalami keragu-raguan.... Ingatlah bahwa semua yang terjadi dalam hidupmu adalah Anugerah..... By HIS Grace

 Goliath VS Daud 
Koleksi Sanggar Sang Pamarta




Zabdiel Wahyu Dunung
sang_pamarta@yahoo.com 

Tuesday, 12 July 2011

Hari yang kental budaya di SMK Mikael Solo


         Tanggal 21 Mei 2011 barangkali menjadi tanggal yang "mengerikan" bagi sebagian orang. Karena sebuah aliran mengatakan bahwa  pada tanggal tersebut akan terjadi hari pengangkatan/kiamat. Namun tanggal tersebut menjadi suatu hari yang penuh anugerah bagi sanggar wayang Sang Pamarta. Karena pada hari itu Sanggar Sang Pamarta diberi kesempatan menggelar pentas wayang padat dalam rangka pelepasan siswa SMK Katolik St. Mikael Surakarta.
           Suatu peristiwa yang unik luar biasa, bahwa sebuah  sekolah teknik swasta terkemuka menggelar pesta pelepasan siswa dengan event yang sarat dengan budaya tradisi jawa. Di saat sekolah tersebut bergelut dengan dunia yang kental dengan dahsyatnya modernisasi, namun masih sempat menengok luhurnya tradisi. Hebat... Seluruh peserta pelepasan, baik siswa, guru dan panitia mengenakan pakaian adat jawa komplit dengan blangkon dan keris di pinggang... Hmmm.... mak NYuuusss TENAN.
 
 
             Selain pakaian adat, SMK Mikael juga menggelar tarian jawa serta pagelaran Wayang Kulit sebagai gong puncak acara tersebut. Dan Puji Tuhan, Sanggar Sang Pamarta dipercaya oleh panitia untuk menggelar pentas berdurasi satu jam dengan Lakon "Anoman Duta". 
             Berbekal pengalaman 3 tahun ngangsu kawruh menjadi Cantrik di  SMK Mikael, Sanggar Sang  Pamarta mencoba menjadi mediator pesan dan piweling  dari pihak sekolah kepada seluruh peserta wisuda. Lakon Anoman Duta pun menjadi gambaran utama Ki Dalang Dunung Raharjo untuk membeberkan makna dari sebuah pengutusan. Mau diutus, harus mau berjuang demi tersampainya visi pengutusan tersebut.
 
 
             Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada segenap jajaran Romo, bapak ibu guru, serta kasih kepada adik-adik peserta wisuda, Ki Dalang juga melepaskan beberapa humor segar. Namun bukan humor sembarang humor... tentu ada makna yang mampu dipetik dari setiap ucapan Ki Dalang. Mengingat bahwa fungsi pertunjukan Wayang Kulit bukan hanya sebagai tontonan namun juga merupakan tuntunan...
 
 ehm.... Monggo sambil disruput teh WasGiTel.... 
Gusti Mberkahi
 
 
 



Wednesday, 13 April 2011

KSATRIA SEDERHANA YANG BERTANGGUNGJAWAB

RADEN ANTASENA

Adalah putra ketiga dari Raden Werkudara (BIMA) yang merupakan buah perkawinan dengan Dewi Urangayu (Bidadari dari dasar Samudera).
Kakak pertama raden Antasena yang bernama raden Antareja sangat lihai berperang di dalam perut bumi... sedangkan kakak keduanya, Raden Gatutkaca, sangat mumpuni berperang denga terbang di udara.

Nha... siapa bisa tebak apa keahlian Raden Antasena? Betul... Di dalam AIR. Jika Raden Antareja adalah angkatan darat, raden Gathutkaca adalah angkatan udara, Raden Antasena merupakan pentolan Angkatan Laut kerajaan Amarta.

Satu hal yang menarik dari Raden Antasena adalah, sekalipun dia seorang Kesatria utama di sebuah kerajaan besar, dia tidak berpakaian seperti kedua kakaknya yang sangat perlente. Pakaian Raden Antasena sangat sedarhana seperti layakya rakyat biasa. Tanpa mahkota yang indah, dan kalung yang bertatahkan berlian... Sekarang ini kita hidup di jaman yang mengutamakan penampilan. Kehebatan seseorang saat ini dinilai pertama kali dari penampilanya. Gaya lebih diutamakan daripada kemampuan. Padahal emas tetaplah emas walaupun dibungkus kertas koran, sebaliknya buah busuk sekalipun dibungkus label supermarket.. ya tetap busuk.

Keunikan Raden Antasena yang kedua adalah gaya bicara apa adanya dan tidak suka menutup-nutupi. Persis seperti ayahnya Raden BIMA. Dia bukanlah penganut asal bapak senang  yang manis di depan, tapi pahit di dalam. Dia bukan type ksatria yang suka menyimpan kepahitan. Berkata "suka" apabila suka, dan "tidak suka" apabila memang tidak suka. Bukan kasar... tapi JUJUR... Nha... orang jujur inilah yang sulit ditemukan hari-hari ini... Semua cenderung palsu, terbungkus cover rohani, pangkat, dan kedudukan. Padahal bukankah yang dilihat Tuhan adalah hati?

Di atas adalah wayang raden Antasena produksi sanggar wayang sang pamarta. Merupakan gabungan dari wayang versi Yogyakarta dan Surakarta (Jadi.. versi mana ya? Delanggu mungkin. Hahaha). Bila anda berminat memiliki wayang di atas bisa kontak kami  langsung di 085647239348.

Gusti Mberkahi

sang_pamarta

Thursday, 24 March 2011

Cuplikan video Pentas Wayang Pamarta

Yang mau lihat Cuplikan Wayang Pamarta. Monggo Silakan.....

REKAMAN WAYANG PAMARTA DI RRI SURAKARTA

Pada tanggal 18 Desember 2010, Sanggar Wayang Sang Pamarta diberi kesempatan untuk rekaman di Radio Republik Indonesia Surakarta. Rekaman ini dalam rangka mempringati hari raya Natal. Ini merupakan kali kedua bagi sanggar wayang sang Pamarta. Pada tahun 2008, kami juga mendapatkan kesempatan yang sama. Ini semua merupakan anugerah dari Tuhan.  Doakan kami dan pelayanan kami di instansi-instansi, gereja-gereja maupun di kota-kota lain. Kami sangat rindu boleh melayani sampai ke mancanegara. Tidak ada yang musahil bagi Tuhan

Berikut foto-foto pada saat pementasan di Auditorium RRI Surakarta.


 Adegan padhe Mujio (seorang tukang tambal ban) besama-sama dengan istrinya Nyai Tentrem
 Pakdhe Mujio memarahi anaknya Kristanto, yang telah menyangkal Tuhan 
Pakdhe Mujio memulai bercerita kepada Kristanto tentang perjumpaan Simon Petrus dengan Tuhan Yesus
 Kapal Simon Petrus di tengah danau Genesaret
 Simon berkelahi dengan Malkhus (salah satu prajurit yang ingin menangkap Tuhan Yesus)

 Simon dan Malkhus beradu pedang












 Malkhus dijungkirbalikkan








 Simon, gembalakanlah domba-dombaKu.....


Bagi saudara-saudara yang rindu memiliki kaset video Wayang Pamarta di RRI Surakarta tahun 2010, silakan kontak kami di 085647239348 atau di email sang_pamarta@yahoo.com.. GRATIS

GUSTI HAMBERKAHI

BERDIRINYA SANGGAR WAYANG “SANG PAMARTA”


Berawal dari kesadaran akan sebuah panggilan untuk melayani Tuhan, maka saya yang kala itu berusia 19 Tahun mencoba melayani Tuhan dengan apa yang Tuhan percayakan kepada saya, yaitu talenta mendalang (memainkan wayang). 

Saya lahir dari keturunan dalang, baik dari garis ibu maupun ayah, dan kebetulan ayah saya mengajar di Institut Seni Indonesia jurusan pedalangan. Sejak bersekolah di Sekolah dasar Widya Wacana X Kartasura, saya sudah memulai pentas wayang pertama saya, seingat saya waktu itu saya duduk di kelas 5. Lulus SD, saya melanjutkan ke SLTP Regina Pacis atau yang akrab disebut Ursulin. Di sekolah inilah bakat dan talenta saya bertumbuh, pentas demi pentas saya lakukan, mulai pentas wayang berdurasi 1 jam hingga 5 jam.
Lulus dari SLTP, rupanya iman saya mulai goyah, kala itu saya sedang mencari jatidiri, dan ada perasaan malu apabila saya kelak menjadi dalang. Akhirnya saya memutuskan untuk putar halauan, saya masuk ke SMK Mikael Solo, dengan tujuan untuk merubah destiny saya dari seniman menjadi orang teknik. Karena di pikiran saya menjadi orang teknik lebih mentereng daripada menjadi seorang dalang.

Tapi memang rencana Tuhan itu jauh dari rancangan kita. Setelah masuk ke SMK Mikael, bukanya hasrat menjadi dalang hilang, justru semakin seperti dipupuk. Tawaran mendalang pun semakin ramai. Di SMK Mikael inilah saya mulai memainkan wayang purwa semalam suntuk, atau siang hari dengan lakon penuh. Pernah suatu malam saya pentas wayang untuk mengisi acara 17-an di sebuah kampung, padahal esoknya saya harus praktek menggerjagi dan mengikir batang logam. Akhirnya karena tenaga terkuras malam harinya, saat saya praktek di bengkel saya pingsan dan terpaksa dipulangkan. 

Secara kebetulan pula, banyak guru-guru di SMK Mikael serta hampir semua jajaran Romo di kolega ini merupakan penggemar wayang. Dan yang tidak bisa saya lupakan adalah, saya diberi kesempatan untuk mendalang pada saat pelepasan siswa se-angkatan saya kala itu. Niat hati menjauh dari dunia seni, tapi malah semakin jadi..... memang rencanaNya sulit dimengerti.

Lulus dari SMK Mikael, saya bekerja di sebuah pabrik alat berat, belum genap satu bulan, saya tidak krasan. Tidak ada damai sejahtera, hidup rasanya seperti di neraka. padahal pekerjaan yang saya lakukan tidak lebih sulit dari pelajaran saya di sekolah. Akhirnya saya putuskan untuk menghadap pimpinan tertinggi di pabrik dimana saya bekerja, untuk mohon ijin pulang. Saya berkata apa adanya tentang keahlian mendalang yang saya miliki. Pikir saya kata-kata itu akan buat boss saya marah, tapi apa yang terjadi? Boss saya ternyata mendukung saya dan saya pulang dengan hati damai sejahtera. Ajaib!!

Tahun 2006, tahun kelulusan saya, tahun penemuan panggilan saya, juga di tahun itu  pula seluruh keluarga saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tahun itu pula kami memutuskan, bahwa akan melayani Tuhan dengan talenta yang kami miliki. Dan, Tuhan dengar doa kami, 1 tahun berikutnya gereja tempat kami bernaung yaitu GUP “Gusti Yesus Tresna Kula” Kartasura mendukung pementasan pertama kami. Malam itu, bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, Sanggar Wayang Sang Pamarta memulai pentas perdananya. Sebuah pagelaran Wayang berdurasi 5 jam dengan lakon “Kamardikan Sejati”



Jadi, kami tidak tahu pasti kapan berdirinya sanggar ini, yang pasti sejak kami dikandung dan diciptakan, sejak itu pula Sanggar ini telah Tuhan rencanakan. Tuhan memberkati....

PENTAS WAYANG PAMARTA Di GEREJA KRISTEN JAWA KISMOREJO


Pada bulan November 2010, Sanggar Wayang Sang Pamarta mendapat suatu kehormatan untuk menggelar pentas Wayang Pamarta di Gereja Kristen Jawa Kismorejo yang bertempat di jalan raya Solo-Karanganyar. Pementasan tersebut diadakan sebagai ucapan syukur atas 30tahun berdirinya Gereja Kristen Jawa Kismorejo. Adapun lakon yang dipentaskan adalah “Katresnan Kang Tanpa Winates”. Pementasan kali ini berdurasi 4 jam dengan diiringi gamelan Laras Pelog milik Bp. Ayub Suratno. Wayang yang dipakai masih meminjam wayang wahyu milik ISI Surakarta. Berikut foto-fotonya:

 Adegan Petrus Berjalan di atas air menyusul Tuhan Yesus


 Adegan Tuhan Yesus menolong Petrus yang tenggelam
 Tuhan Yesus dan para muridNya
 Yudas (sebelah kanan) menerima upah dari para Imam
 Adegan Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani

Tuah Yesus berdoa tampak depan











Jika anda rindu memiliki dokumentasi wayang pamarta, kontak kami di 085647239348. atau pada alamat email kami sang_pamarta@yahoo.com. GRATIS>>>> Tuhan Yesus Memberkati.