Tanggal 21 Mei 2011 barangkali menjadi tanggal yang "mengerikan" bagi sebagian orang. Karena sebuah aliran mengatakan bahwa pada tanggal tersebut akan terjadi hari pengangkatan/kiamat. Namun tanggal tersebut menjadi suatu hari yang penuh anugerah bagi sanggar wayang Sang Pamarta. Karena pada hari itu Sanggar Sang Pamarta diberi kesempatan menggelar pentas wayang padat dalam rangka pelepasan siswa SMK Katolik St. Mikael Surakarta.
Suatu peristiwa yang unik luar biasa, bahwa sebuah sekolah teknik swasta terkemuka menggelar pesta pelepasan siswa dengan event yang sarat dengan budaya tradisi jawa. Di saat sekolah tersebut bergelut dengan dunia yang kental dengan dahsyatnya modernisasi, namun masih sempat menengok luhurnya tradisi. Hebat... Seluruh peserta pelepasan, baik siswa, guru dan panitia mengenakan pakaian adat jawa komplit dengan blangkon dan keris di pinggang... Hmmm.... mak NYuuusss TENAN.
Selain pakaian adat, SMK Mikael juga menggelar tarian jawa serta pagelaran Wayang Kulit sebagai gong puncak acara tersebut. Dan Puji Tuhan, Sanggar Sang Pamarta dipercaya oleh panitia untuk menggelar pentas berdurasi satu jam dengan Lakon "Anoman Duta".
Berbekal pengalaman 3 tahun ngangsu kawruh menjadi Cantrik di SMK Mikael, Sanggar Sang Pamarta mencoba menjadi mediator pesan dan piweling dari pihak sekolah kepada seluruh peserta wisuda. Lakon Anoman Duta pun menjadi gambaran utama Ki Dalang Dunung Raharjo untuk membeberkan makna dari sebuah pengutusan. Mau diutus, harus mau berjuang demi tersampainya visi pengutusan tersebut.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada segenap jajaran Romo, bapak ibu guru, serta kasih kepada adik-adik peserta wisuda, Ki Dalang juga melepaskan beberapa humor segar. Namun bukan humor sembarang humor... tentu ada makna yang mampu dipetik dari setiap ucapan Ki Dalang. Mengingat bahwa fungsi pertunjukan Wayang Kulit bukan hanya sebagai tontonan namun juga merupakan tuntunan...
ehm.... Monggo sambil disruput teh WasGiTel....
Gusti Mberkahi
No comments:
Post a Comment