Thursday, 24 March 2011

Cuplikan video Pentas Wayang Pamarta

Yang mau lihat Cuplikan Wayang Pamarta. Monggo Silakan.....

REKAMAN WAYANG PAMARTA DI RRI SURAKARTA

Pada tanggal 18 Desember 2010, Sanggar Wayang Sang Pamarta diberi kesempatan untuk rekaman di Radio Republik Indonesia Surakarta. Rekaman ini dalam rangka mempringati hari raya Natal. Ini merupakan kali kedua bagi sanggar wayang sang Pamarta. Pada tahun 2008, kami juga mendapatkan kesempatan yang sama. Ini semua merupakan anugerah dari Tuhan.  Doakan kami dan pelayanan kami di instansi-instansi, gereja-gereja maupun di kota-kota lain. Kami sangat rindu boleh melayani sampai ke mancanegara. Tidak ada yang musahil bagi Tuhan

Berikut foto-foto pada saat pementasan di Auditorium RRI Surakarta.


 Adegan padhe Mujio (seorang tukang tambal ban) besama-sama dengan istrinya Nyai Tentrem
 Pakdhe Mujio memarahi anaknya Kristanto, yang telah menyangkal Tuhan 
Pakdhe Mujio memulai bercerita kepada Kristanto tentang perjumpaan Simon Petrus dengan Tuhan Yesus
 Kapal Simon Petrus di tengah danau Genesaret
 Simon berkelahi dengan Malkhus (salah satu prajurit yang ingin menangkap Tuhan Yesus)

 Simon dan Malkhus beradu pedang












 Malkhus dijungkirbalikkan








 Simon, gembalakanlah domba-dombaKu.....


Bagi saudara-saudara yang rindu memiliki kaset video Wayang Pamarta di RRI Surakarta tahun 2010, silakan kontak kami di 085647239348 atau di email sang_pamarta@yahoo.com.. GRATIS

GUSTI HAMBERKAHI

BERDIRINYA SANGGAR WAYANG “SANG PAMARTA”


Berawal dari kesadaran akan sebuah panggilan untuk melayani Tuhan, maka saya yang kala itu berusia 19 Tahun mencoba melayani Tuhan dengan apa yang Tuhan percayakan kepada saya, yaitu talenta mendalang (memainkan wayang). 

Saya lahir dari keturunan dalang, baik dari garis ibu maupun ayah, dan kebetulan ayah saya mengajar di Institut Seni Indonesia jurusan pedalangan. Sejak bersekolah di Sekolah dasar Widya Wacana X Kartasura, saya sudah memulai pentas wayang pertama saya, seingat saya waktu itu saya duduk di kelas 5. Lulus SD, saya melanjutkan ke SLTP Regina Pacis atau yang akrab disebut Ursulin. Di sekolah inilah bakat dan talenta saya bertumbuh, pentas demi pentas saya lakukan, mulai pentas wayang berdurasi 1 jam hingga 5 jam.
Lulus dari SLTP, rupanya iman saya mulai goyah, kala itu saya sedang mencari jatidiri, dan ada perasaan malu apabila saya kelak menjadi dalang. Akhirnya saya memutuskan untuk putar halauan, saya masuk ke SMK Mikael Solo, dengan tujuan untuk merubah destiny saya dari seniman menjadi orang teknik. Karena di pikiran saya menjadi orang teknik lebih mentereng daripada menjadi seorang dalang.

Tapi memang rencana Tuhan itu jauh dari rancangan kita. Setelah masuk ke SMK Mikael, bukanya hasrat menjadi dalang hilang, justru semakin seperti dipupuk. Tawaran mendalang pun semakin ramai. Di SMK Mikael inilah saya mulai memainkan wayang purwa semalam suntuk, atau siang hari dengan lakon penuh. Pernah suatu malam saya pentas wayang untuk mengisi acara 17-an di sebuah kampung, padahal esoknya saya harus praktek menggerjagi dan mengikir batang logam. Akhirnya karena tenaga terkuras malam harinya, saat saya praktek di bengkel saya pingsan dan terpaksa dipulangkan. 

Secara kebetulan pula, banyak guru-guru di SMK Mikael serta hampir semua jajaran Romo di kolega ini merupakan penggemar wayang. Dan yang tidak bisa saya lupakan adalah, saya diberi kesempatan untuk mendalang pada saat pelepasan siswa se-angkatan saya kala itu. Niat hati menjauh dari dunia seni, tapi malah semakin jadi..... memang rencanaNya sulit dimengerti.

Lulus dari SMK Mikael, saya bekerja di sebuah pabrik alat berat, belum genap satu bulan, saya tidak krasan. Tidak ada damai sejahtera, hidup rasanya seperti di neraka. padahal pekerjaan yang saya lakukan tidak lebih sulit dari pelajaran saya di sekolah. Akhirnya saya putuskan untuk menghadap pimpinan tertinggi di pabrik dimana saya bekerja, untuk mohon ijin pulang. Saya berkata apa adanya tentang keahlian mendalang yang saya miliki. Pikir saya kata-kata itu akan buat boss saya marah, tapi apa yang terjadi? Boss saya ternyata mendukung saya dan saya pulang dengan hati damai sejahtera. Ajaib!!

Tahun 2006, tahun kelulusan saya, tahun penemuan panggilan saya, juga di tahun itu  pula seluruh keluarga saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tahun itu pula kami memutuskan, bahwa akan melayani Tuhan dengan talenta yang kami miliki. Dan, Tuhan dengar doa kami, 1 tahun berikutnya gereja tempat kami bernaung yaitu GUP “Gusti Yesus Tresna Kula” Kartasura mendukung pementasan pertama kami. Malam itu, bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, Sanggar Wayang Sang Pamarta memulai pentas perdananya. Sebuah pagelaran Wayang berdurasi 5 jam dengan lakon “Kamardikan Sejati”



Jadi, kami tidak tahu pasti kapan berdirinya sanggar ini, yang pasti sejak kami dikandung dan diciptakan, sejak itu pula Sanggar ini telah Tuhan rencanakan. Tuhan memberkati....

PENTAS WAYANG PAMARTA Di GEREJA KRISTEN JAWA KISMOREJO


Pada bulan November 2010, Sanggar Wayang Sang Pamarta mendapat suatu kehormatan untuk menggelar pentas Wayang Pamarta di Gereja Kristen Jawa Kismorejo yang bertempat di jalan raya Solo-Karanganyar. Pementasan tersebut diadakan sebagai ucapan syukur atas 30tahun berdirinya Gereja Kristen Jawa Kismorejo. Adapun lakon yang dipentaskan adalah “Katresnan Kang Tanpa Winates”. Pementasan kali ini berdurasi 4 jam dengan diiringi gamelan Laras Pelog milik Bp. Ayub Suratno. Wayang yang dipakai masih meminjam wayang wahyu milik ISI Surakarta. Berikut foto-fotonya:

 Adegan Petrus Berjalan di atas air menyusul Tuhan Yesus


 Adegan Tuhan Yesus menolong Petrus yang tenggelam
 Tuhan Yesus dan para muridNya
 Yudas (sebelah kanan) menerima upah dari para Imam
 Adegan Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani

Tuah Yesus berdoa tampak depan











Jika anda rindu memiliki dokumentasi wayang pamarta, kontak kami di 085647239348. atau pada alamat email kami sang_pamarta@yahoo.com. GRATIS>>>> Tuhan Yesus Memberkati.

Wednesday, 23 March 2011

penyebab remaja sekarang tidak cinta budaya

Kita sekarang hidup di tahun 2011, tahun dimana semua hal bisa dilakukan denga mudah, jarak dan waktu bukan lagi halangan yang berarti di masa ini. Bisa dibilang bahwa jaman sekarang adalah jaman yang canggih (kata suwargi mbah buyut saya).

Ada satu hal yang menarik di tahun-tahun ini. Jika dulu orang tua itu lebih pintar dari anak-anaknya, maka hal itu tidak berlaku lagi di tahun-tahun ini. Jaman sekarang anak-anak lebih mampu mengejar pesatnya perkembangan jaman dibanding orang tua yang jalanya seakan niba tangi. Anak sekarang lebih mengerti teknologi, sedang orang tua paling-paling cuma tau tentang tikno-legi. Maka dari itu peribahasa kebo nusu gudel sangat cocok digunakan untuk mengambarkan keadaan jaman sekarang.

Berganti jamanya... berganti pula budayanya. Yha to? Kalau anak-anak muda jaman dulu banyak  yang masih menggemari wayang kulit dan tari dan gamelan... Alih-alih jaman sekarang.. baru dengar kata wayang saja, yang terlintas di pkiran kita adalah sesuatu yang kuno... dan gak jaman. ya.. itulah yang terjadi, generasi muda tidak lagi memiliki perhatian pada budayanya sendiri, bahkan lebih 'merasa memiliki' budaya asing. GAWAT SUDAH.

Tapi itu semua bukan 100 % kesalahan anak-anak jaman sekarang. Coba dipikir... anak-anak itu hanya makan suapan orang tua, betul tidak? Lha wong orang tua sekarang itu lebih bangga anaknya jadi magister sastra inggris daripada magister sastra jawa.. Ya to?  Orang tua lebih bangga anaknya bisa nge-band daripada fasih memukul bonang maupun gambang. Jangankan memukul, dengar kata bonang pun anak-anak sekarang belum tentu bisa membayangkan wujudnya. Karena apa? Orang tua mereka tidak pernah dengan bangga menceritakanya. Yang orang tua gadhang-gadhang dari kecil adalah:

"anakku sing bagus-bagus dhewe.. suk yen gedhe sekolah pinter ben dadi dhokter..." 

 (kenapa ngga.. suk yen gehe dadi dalang????)